KONTRUKSI KAYU
•
MACAM-MACAM
KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA
Fungsi
Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan
Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan
•
Fungsi pintu Dalam kegiatan/komunikasi antar ruang maka
pintu sangat dibutuhkan, demikian juga sarana lintas antara bagian dalam dan
bagian luar bangunan.
•
Fungsi jendela
•
Penerangan alami ruangan
•
Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin
•
Melihat pemandangan/situasi luar bangunan
Jenis Pintu dan Jendela
Pintu
dan jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bagaimana bukaannya, hal ini
juga sangat erat hubungannya dengan jenis perangkat alat penggantung dan
pengunci yang akan dipakai untuk melekatkan daun pintu/jendela pada rangkanya
dalam manajemen proyek.
1. Jenis Pintu
Dilihat dari cara membukanya daun pintu, pintu dibedakan menjadi:
•
Pintu sorong (slide a door) yang membukanya didorong
horisontal ke kiri/kanan atau vertikal ke sisi atas, daun-daun pintu ini
ditempatkan pada belakang rangka atau pada alat/rel, bagian jendela dapat
dibuka penuh.
•
Pintu lipat, yang membukanya dengan cara didorong dan
melipat di kanan/kiri, daun-daun pintu diletakan/digantung pada alat/rel,
bagian pintu dapat dibuka ± 90%.
•
Pintu Gulung (roll a door), yang membukanya dengan cara
digulung di atas, daun-daun pintu digulung pada alat, bagian pintu dapat dibuka
penuh.
•
Pintu sayap tunggal/ganda, daun pintu digatung pada sisi
dalam/luar rangka dengan alat/engsel. Pintu ini dibedakan menjadi pintu
kiri/pintu kanan. Untuk mengetahui perbedaan ini dengan cara pada saat kita
berdiri dan punggung menempel pada alat penggantung, apabila bukaan daun pintu
sesuai dengan gerakan membuka tangan kiri maka pintu tersebut adalah pintu kiri
demikian juga untuk pintu kanan. Bagian pintu dapat dibuka penuh.
2. Jenis Jendela
Jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bukaanya, jendela yang terpasangnya mati tidak terbuka sama sekali, akan memberikan tingkat kekedapan terhadap cuaca paling besar. Jendela yang terbuka untuk ventilasi, pembersihan dan jalan keluar darurat mempunyai daun-daun jendela yang membukanya dengan cara disorong, diayun atau diputar. Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya jendela dalam manajemen proyek.
•
Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang
didorong secara vertikal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan
rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
•
Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang
didorong secara horisontal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan
rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
•
Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung
pada ambang atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada
engsel depan/belakang. Bagian jendela dapat dibuka penuh.
1. Kusen
Pengertian dan fungsi : Kusen adalah salah satu bagian dari konstruksi bangunan yang berfunsi untuk membentuk hubungan, baik antara sebuah dinding pasangan bata, beton ataupun kayu dengan pintu atau jendela
Jenis - jenis kusen :
•
berdasarkan fungsinya dapat dibedakan antara : kusen pintu
dan kusen jendela
•
berdasarkan lokasinya dapat dibedakan antara : kusen dalam
dan kusen luar, yang terutama dipengaruhi oleh iklim setempat
•
berdasarkan bahan yang digunakan dapat dibedakan antara :
kusen kayu, kusen logam dan kusen beton
Jenis-Jenis Kusen Pintu
•
Kusen Pintu Tunggal
•
Kusen Pintu Gendong
•
Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar
Jenis-Jenis Kusen Jendela
•
Kusen Jendela Tunggal
•
Kusen Jendela Ganda
2. Daun Pintu Dan Jendela
Pengertian
dan fungsi : Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang yang
movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk
keamanan dapat pula dikunci atau pengertian lain dari Daun pintu dan jendela
adalah :
•
Daun pintu : Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya
manusia ataupun barang. Ukuran pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan tempat
dimana Daun pintu itu akan di tempatkan. misalnya untuk pintu Ruang tamu, biasa
dibuat agak lebar. karena disitulah terjadi proses keluar masuknya manusia dan
barang.
•
Jendela : Berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya matahari
dan juga sebagai tempat berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu
bangunan
Jenis - jenis Daun pintu dan jendela
1. Bedasarkan sifatnya
•
pintu/jendela 1 sayap
•
pintu/jendela putar
•
pintu/jendela 2 sayap
•
pintu/jendela geser
•
pintu lipat/harmonica
•
pintu gulung/rolling
•
Jendela jalusi/nako
•
pintu/jendela 2 rangkap
•
jendela mati
2. Berdasarkan konstruksinya
•
pintu/jendela panil kayu atau kaca
•
pintu/jendela jalusi atau krepyak
•
pintu/jendela papan berangka (plipit)
•
pintu/jendela blok berangka didalam
•
pintu/jendela blok tanpa rangka
•
pintu kisi
3. Berdasarkan penggunaan bahan
•
pintu/jendela kayu
•
pintu/jendela logam atau alumunium
• Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) mm, (10x30)
mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50) mm,
(60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm, 120x120) mm.
• Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel):
• Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5.
• Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung:
-Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150)
- Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180)
-Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70.
-Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150).
-Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100 (120, 150).
- Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200).
• Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100 mm dan
toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran nominal.
• Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan kering udara,
maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi dan elemen
lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%
Bagian-Bagian kusen terdiri atas :
•
Tiang (style).
•
Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan
ambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
•
Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau
daun jendela.
•
Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam
kedalam tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau
kebelakang.
•
Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak
dengan fungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu
juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
•
Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk
memperkuat melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke
muka/ke belakang.
•
Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah,
khusus untuk kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah
dan melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.
•
Macam-macam konstruksi sambungan
Karena kayu merupakan bahan bangunan
alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam ukuran yang berupa
balok dan papan.
Ukuran kayu umumnya yang ada
dipasaran sudah ditentu, antara lain :
6/12, 6/10, 8/12, 10/10,
15/15
disebut balok
2/15, 2/20, 3/25, 3/30,
4/40
disebut
papan
4/6,
5/7
disebut
usuk atau kaso
2/3,
¾
disebut reng
1/3, 1/4,
1/6
disebut
plepet
Karena keterbatasan panjang kayu
yang ada dipasaran, maka untuk suatu konstruksi kayu yang panjang diperlukan
adanya sambungan kayu
•
Pengertian sambungan kayu
adalah dua batang kayu atau lebih
yang saling disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang
panjang.
•
Pengertian hubungan kayu
adalah dua batang kayu atau lebih
yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu sehingga
menjadi satu bagian konstruksi.
•
Perlu diperhatikan juga
syarat-syarat hubungan kayu, antara lain :
Dibuat sesederhana mungkin tapi
kokoh, hindari menakik kayu yang dalam, perhatikan penempatan sambungan, harus
tahan terhadap gaya yang bekerja padanya, konstruksi sambungan dibuat yang pas,
jangan menggunakan kayu yang cacat. Maka dari itu diperlukan sambungan dan
hubungan terhadap kayu tersebut
Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga
macam yaitu :
1. Sambungan Kayu Arah
Memanjang.
Sambungan kayu arah memanjang ada dua, macam yaitu:
a.
Memanjang arah mendatar ( misalnya sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus
berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait)
•
Sambungan Bibir Lurus
Merupakan
jenis sambungan yang paling sederhana, kekuatan sambungan lemah karena
masing-masing ditakik separo, sehingga digunakan untuk batang yang seluruh
permukaannya tertahan (contoh balok tembok/murplat). Sambungan diperkuat dengan
paku atau baut.
Jenis
sambungan BIBIR LURUS ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada arah
memanjang. (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan ).
Jenis
sambungan BIBIR LURUS ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada arah
memanjang. (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan ).
•
Sambungan
Bibir Lurus Berkait
Jenis
sambungan ini digunakan apabila ada gaya tarik yang timbul pada batang, dan
seluruh permukaan batang tertahan. Sambungan diperkuat dengan paku atau baut.
•
Sambungan
Bibir Miring
Sambungan
ini digunakan untuk menyambung gording yang dipikul oleh kuda-kuda. Letak
didekatkan kuda-kuda, bukan bibir penutup.
•
Sambungan
Bibir Miring Berkait
Hampir
sama dengan bibir miring, sambungan digunakan jika gaya tarik bekerja pada
batang.
b. Memanjang arah tegak (
misalnya sambungan takikan lurus, sambungan mulut ikan, sambungan takikan lurus
rangkap, sambungan purus lurus).
•
Sambungan Takikan Lurus
•
Sambungan Mulut Ikan
Type sambungan TAKIKAN LURUS MULUT IKAN ini biasa digunakan
pada balok kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat
berikut.
•
Sambungan memanjang kunci sesisi
·
Jenis sambungan ini digunakan untuk konstruksi kuda-kuda baik balok tarik
maupun kaki kuda-kuda, karena menghasilkan kekuatan tarik maupun desak yang
baik.
·
Letak pengunci pada balok tarik berada diatas, sedangkan pada pada kaki
kuda-kuda berada di atas.
·
Pengunci akan menyebabkan momen sekunder pada sambungan, oleh karena tidak
diperkenankan menggunakan sambungan miring.
•
Sambungan memanjang kunci jepit
Sambungan
kunci jepit dapat menetralisir momen sekunder yang terjadi pada sambungan kunci
sesisi. Kekuatan yang dihasilkan lebih baik, namun kurang tepat digunakan untuk
kuda kuda.
•
Sambungan memanjang tegak lurus
Digunakan untuk tiang-tiang tinggi, yang dimensinya sulit didapatkan di pasaran.
Digunakan untuk tiang-tiang tinggi, yang dimensinya sulit didapatkan di pasaran.
•
Sambungan Kayu Melebar Lidah dan
Alur
Type
sambungan kayu melebar jenis LIDAH DAN ALUR ini biasa digunakan pada jenis kayu
melebar untuk konstruksi lantai dan konstruksi dinding. Untuk detailnya silakah
lihat gambat berikut.
•
Sambungan Takikan Lurus Rangkap
Type sambungan TAKIKAN LURUS RANGKAP ini biasa digunakan
pada balok kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat
berikut.
•
Sambungan Purus Lurus
Type sambungan kayu PURUS DAN LOBANG DENGAN GIGI TEGAK ini
biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah
lihat gambar berikut.
•
Sambungan kayu arah melebar.
Sambungan
kayu ada dua macam yaitu:
a. melebar arah
horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)
b. melebar arah vertikal (yang
sebagaian besar digunakan pada konstruksi dinding).
Ada
beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu :
a.
Sambungan lidah dan alur.
b.
Sambungan lidah lepas dan alur.
c.
Sambungan lidah bersponing dan alur.
d.
Sambungan lidah miring.
e.
Sambungan papan melebar arah tegak
Melebar
arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi dinding).
•
Sambungan Kayu Menyudut.
Sambungan
kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua yang membentuk sudut miring.
Bentuk
sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu sambungan sudut, sambungan
pertemuan, dan sambungan persilangan.
Beberapa
macam sambungan kayu menyudut yaitu :
a.
Sambungan takikan lurus,
b.
sambungan purus dan lubang terbuka,
c.
sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.
d.
Sambungan takikan lurus ekor burung,
e.
sambungan purus dan lubang terbuka,
f.
sambungan purus dan lubang tertutup,
g.
sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi,
h.
sambungan takikan lurus ekor burung,
i.
sambungan raveling ekor burung.Sambungan voor loef.
•
HUBUNGAN KAYU
Macam-macam hubungan kayu:
- Hubungan penyiku
- Hubungan kayu silang/lintang
- Hubungan pen lobang
- Hubungan kayu serong
Langsung aja ya liat gambarnya,
- Hubungan penyiku
Macam-macam hubungan kayu:
- Hubungan penyiku
- Hubungan kayu silang/lintang
- Hubungan pen lobang
- Hubungan kayu serong
Langsung aja ya liat gambarnya,
- Hubungan penyiku
-
Hubungan silang dan lintang
Hubungan
silang, digunakan untuk menghubungkan kayu yang saling silang (vertikal dan
horisontal). Sambungan lintang digunakan untuk pemasangan bubungan/nok.
Hubungan
Pen Lobang
Hubungan
Pen lobang, digunakan untuk hubungan ambang atas dengan tiang daun pintu.
Hubungan
Serong
Hubungan
serong, digunakan untuk hubungan antara kaki kuda-kuda dengan balok tarik.
Nah
itulah jenis-jenis tipe sambungan dan hubungan kayu. Sebenarnya masih banyak
lagi tipe-tipe sambungan kayu lainnya selain yang disebutkan di atas. Tapi
sambungan sambungan kayu di atas merupakan tipe sambungan yang paling sering
ditemui dalam konstruksi bangunan. Semoga postingan ini bisa bermanfaat.
•
Konstruksi
atap dan kuda kuda-kuda
•
ATAP
Atap
merupakan bagian mahkota bangunan. Atap berfungsi sebagai bagian dari keindahan dan pelindung bangunan
dari panas dan hujan. Kemiringan untuk
genteng kemiringan minimal 350 dan maksimal 650 , kalau
atap
menggunakan seng atau alumunium kemiringannya 18 – 20 0.
Bagian-Bagian Atap
Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai,
gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih
kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari
penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada
titik-titik buhul
kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak
lurus
dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk,
dan
posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang
tersedia.
Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga
bentuk
kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang
tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal
atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan
lainnya akan
dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah
dariterjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa
sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,
tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar
1,5 s.d.
2,5 m. Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter,
tinggi
antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan
memiliki
panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan
tebal
sekitar 0,5 cm.
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai
dalam dan
jurai luar.
c. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos
dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi
bisa
digeser (diperpanjang/diperpendek).
d. Usuk/kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran
5/7
cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d.
50
cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording.
Usuk akan
terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi
tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk
menghindari
pecah pada ujung-ujung usuk.
e. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan
panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap
dan
meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes,
seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada
atap
dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup
atapnya (genteng)
f. Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap.
Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah
terjadinya
rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji
dengan
pengujian serapan air dan rembesan.
Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung
berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih
dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.
Kuda-kuda
merupakan
bagian
yang memberi bentuk pada atap
bangunan.
Jarak antara kuda – kuda biasanya tidak lebih dari 3 m, kadang
sampai
4m supaya ukuran gording dan balok bubungan tidak terlalu besar.
Konstruksi
rangka atap artinya dimulai dari menghitung kebutuhan bahan,
membuat
dan memasang konstruksi sehingga menjadi satuan konstruksi
rangka
atap pada bangunan . Dalam pekerjaan ini diambil salah satu contoh
konstruksi
kuda-kuda bentuk atap pelana dengan bentangan 700 cm atau
7,00
m
•
Bagian – bagian dari konstruksi atap
:
a.Kuda
– kuda
b.Konstruksi
kuda – kuda terdiri dari (balok meyilang di atas usuk,
ukuran
2/3 cm
c.Balokk
tarik (balok paling bawah dari kuda-kuda, ukuran 8/12 cm)
d.Kaki
kkuda-kuda (balok diagonal luar, ukuran 8/12 cm)
e.Ander
(balok vertical di tengak, ukuran 8/12 cm)
f.Skor
(balok diagonal di tengah, ukran 8/12 cm)
g.Balok
gapit (balok penjepit agar tidak muntir, ukuran 2x6/12 cm)
h.Balok
pengunci (untuk memperkuat sambungan, ukuran 8/12 cm)
i.Gording
(balok melintang di atas kaki kuda-kuda,ukuran 8/12 cm)
j.Nook
(balok meyilang di atas ander, ukkuran 812 cm)
k.Murplat
(balok di atas tembok, ukuran 8/12 cm)
l.Usuk
(balok melintang di nook,gording,murplat,ukuran 5/7 cm)
m.Reng
Berikut
adalah bagian kuda-kuda dan fungsinya :
1.Kaki
kuda-kuda :
Kaki
kuda-kuda ini berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan
beban
diatasnya.Selain itu kaki kuda-kuda ini dibuat dengan batang
miring
yang menunjukan sudut kemiringan atap.
2.Balok
Datar
Yaitu
sebuah batang tarik yang berfungsi menahan gaya horizontal
yang
terjadi oleh gaya yang bekerja pada kaki kuda-kuda.
3.Balok
penggantung
Yaitu
batang tegak yang berfungsi untuk menahan lentukan yang
terjadi
pada balok datar
4.Balok
penyokong
Yaitu
batang yang berfungsi untuk menyokong kaki kuda-kuda agar
tidak
melengkung oleh beban dari balok gording.
5.Balok
gapit
Berfungsi
untuk menggapit rangka kuda-kuda agar tidak melentur ke
samping.
6.Usuk
atau Kaso
Ukuran
yang dipakai adalah 5/7 dan dipasang menumpu pada balok
gording,balok
bubungan dan balok tembok.
7.Bubungan
genteng.
Ukuran
yang dipakai pada umumnya adalah 2/20 dan dipasang pada
balok
bubungan untuk menahan genting kerpus dan adukan
perekatnya.
•
Membuat balok pengunci
a.Siapkan
balok kayu 8/12 panjang 90 cm, untuk balok pengunci.
b.Lukisilah
dan buatlah cowakan sedalam 2 cm, panjang 60 cm.
c.Buatlah
lubang pada balok pengunci untuk kedudukan ander, lebar
lubang
1/3 tebal kayu = 2,6 cm, lebar lubang sama dengan lebar kayu =
12
cm, dalam lubang 6 cm.
•
Menyambung balok tarik
a.Siapkan
bahan balok kayu 8/12 cm sebanyak 2 batang masing-
masing
panjangnya 400 cm.
b.Sambunglah
balok kayu tersebut untuk balok tarik dengan sambungan
kait
miring ( cara menyambung sesuai dengan modul terdahulu pada
kompetensi
sambungan kayu memanjang ).
c.Pasanglah
balok pengunci disisi atas balok tarik ( di atas sambungan
yang
sudah dicowak ) untuk memperkuat sambungan balok tarik.
d.Tandailah
kebutuhan lebar effektif balok tarik sesuai dengan lebar
bangunan
yaitu 700 cm
(
ukuran AS ).
•
Membuat ander ( maklar )
a.Siapkan
balok ander 8/12 panjang 210 cm.
b.Lukisilah
ander tersebut dan buat pen pada ujung bawah ander sesuai
dengan
ukuran lubang pada balok pengunci.
c.Stellah
ander pada balok tarik melalui balok pengunci hingga posisi
ander
tegak lurus terhadap balok tarik.
•
Membuat kaki kuda-kuda ( balok tekan )
a.Siapkan
balok tekan 8/12 panjang 400 cm sebanyak 2 batang.
b.Malkan
balok tekan tersebut ujung bawah dengan balok tarik sesuai
dengan
tanda yang telah dibuat tadi, dan ujung atas pada ander yang
sudah
dilukisi ( tanda) yang sudah dibuat dan kemiringan balok tekan
30º
terhadap balok tarik.
c.Tandailah
batas pertemuan antara balok tekan dan balok tarik serta
dengan
ander.
d.Buatlah
lubang pada balok tarik dan ander pada tanda tadi,
kemiringan
lubang sesuai dengan arah waktu kita malkan tadi.
e.Lukisi
dan buatlah purus pada kedua ujung balok tekan sesuai
dengan
lubang yang ada.
f.Rakitlah
/ stellah balok tekan dengan balok tarik serta ander, sehingga
membentuk
segi tiga siku-siku.
g.Dengan
cara yang sama rakitlah / stellah untuk balok tekan yang
satunya
( sebelah ).
•
Membuat Skoor ( balok sokong )
a.Siapkan
balok 8/12 panjang 175 cm sebanyak 2 batang.
b.Malkan
balok tersebut, ujung satu pas di pertenngahan balok tekan dan
ujung
yang lain pada ujung bawah ander kemudian berilah tanda
sebagai
batas pembuatan pen. pada ujung bawah ander kemudian
berilah
tanda sebagai batas pembuatan pen.
c.Dengan
cara yang sama malkan untuk balok skoor yang satunya.
d.Lepaslah
rangkaian tadi, kemudian buatlah lubang pada balon tekan
dan
ander yang telah ditandai tadi.
e.Buatlah
purus pada kedua ujung balok skoor tadi sesuai dengan
ukuran
lubang.
f.Rangkainya
semua komponen batang kuda-kuda tadi sehingg menjadi
konstruksi
kuda-kuda.
g.Pasanglah
balok gapit seperti pada gambar dan perkuatlah dengan
baut
kuda, sehingga membentuk konstruksi seperti ilustrasi di bawah
ini
•
Memasang murplat
a.Takiklah
murplat sedalam 2 cm , lebar sama tebalnya balok tarik
panjang
takikan sama dengan lebar balok itu sendiri
b.Takiklah
ujung balok terik ( sesuai dengan Lukisan ), ukuran takikan
menyesuailan
dengan takikan pada murplat.
c.Stelah
murplat di takikan balok tarik tasi.
•
Memasang gording
a.
Buatlah klos ( tupai – tupai ) 8/12 panjnag 30 cm.
b.
Pasang dan pakukan tupai-tupai di atas kaki kuda-kuda tepatnya di
pertengahan
dari panjang balok tekan.
d.Tumpangkan
gording di atas tupai-tupai yang telah dipaku di atas kaki
kuda-kuda
tadi.
•
Memasang Nook ( mollo )
a.
Takiklah nook sedalam 2 cm, lebar sama dengan tebalnya ander = 8
cm,
panjang takikan sama dengan lebar nook itu sendiri.
b.
Cowaklah ujung atas ander menyesuaikan dengan takikan nook
tersebut.
c.
Pasangkan nook di atas ande.
•
Bagian – bagian dari konstruksi rangka atap
Konstruksi
kuda – kuda terdiri dari :
Balok
tarik balok paling bawah dari kuda-kuda
Kaki
kkuda-kuda balok diagonal luar
Ander
balok vertical di tengak
Skor
balok diagonal di tengah
Balok
gapit balok penjepit agar tidak muntir
Balok
pengunci untuk memperkuat sambungan
Gording
balok melintang di atas kaki kuda-kuda
Nook
balok meyilang di atas ander
Murplat
balok di atas tembok
Usuk
balok melintang di nook,gording,murplat
Ren
balok meyilang di atas usuk
•
Konstruksi
dinding kayu
Dinding Kayu
Bahan bangunan memiliki sifat-sifat teknis yang berbeda-beda.
Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan yang akan dipakai
dalam
konstruksi bangunan maka pengetahuan akan metode-metode
pengerjaan kayu harus dipelajari. Kayu sampai saat ini masih
merupakan bahan bangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Bahkan dewasa ini kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang
mahal.
1. Dinding Kayu Batang
Tersusun
Konstruksi batang tersusun untuk dinding dari kayu merupakan
cara yang paling tua, yang sarnpai sekarang masih dipergunakan,
Hanya
bentuknya berlainan. Karena kayu mempunyai daya isolasi yang
tinggi
maka di Skandinavia dan Eropa Timur konstruksi batang tersusun
banyak
digunakan. Di daerah hutan di Eropa rumah-rumah kediaman dan
sebagainya dibangun dengan konstruksi batang tersusun.
Konstruksi rangka
tersusun disusun setingkat-setingkat. Kuda kuda
penopang di sudut-sudut rumah pada umumnya diatur, sehingga
beban angin langsung disalurkan dari sudut ke bantalan.
Penyusutan
konstruksi rangka tersusun di bagian-bagian konstruksi yang
melintang
tidak beraturan, bantalan-bantalan, balok lantai dan balok
loteng
penyusutannya besar. Di bagian konstruksi yang tegak yang berupa
tiang-tiang penyusutannya kecil. Dengan memperhatikan perbedaan
dalam penyusutan tersebut di atas, maka lapisan yang tegak tidak
boieh
dipasang langsung lebih tinggi dari satu tingkat. Untuk
bagian-bagian
konstruksi yang melintang penyusutan sama seperti di konstruksi
batang
tersusun, yaitu 3 cm per meter tinggi. Pada konstruksi rangka
tersusun
yang terbuka seperti telah disebut di atas, maka untuk kayu
bantalan
disarankan agar memakai kayu Ulin atau Jati, karena mempunyai
daya
tahan terhadap hujan dan panas yang lebih daripada kayu yang
lain.
Dalam konstruksi rangka tersusun tempat-tempat yang terbuka
antara
tiang-tiang, palang-palang dan sebagainya diisi dengan tembok
dari bata.
Jarak antar tiang pada umumnya sekitar 80 cm.
2. Dinding Kayu Batang
Melintang
Gording merupakan bagian atas penutup atap, yang
mendukung seluruh beban atap. Pada bangunan yang bertingkat
gording berperan juga mendukung dinding atasnya. Tinggi gording
disesuaikan dengan beban dan jarak tiang, akan tetapi minimal
12cm. Sambungan seperti pada bantalan, hanya pada sambungan
panjangnya dengan sambungan serong bertingkat, ditambah dengan
dua baut untuk menahan gaya tarik.
Bantalan ke bawah membatasi dinding dan menumpunya.
Bebannya akan disalurkan pada kaki pondasi atau kepala balok.
Oleh sabab itu bantalan harus seluruhnya bertumpu dan cukup
kuat.
Bantalan pada dinding bata atau beton harus dikuatkan letaknya
dengan baut angkur yang dimasukkan di dalam dinding, dan pada
kepala balok disambung dengan baut. Kalau bantalan itu tidak
cukup
panjang untuk seluruh dinding, maka bisa disambung. Sambungan
dengan ditakik separuh, lihat. Bantalan sebaiknya dibuat dari
kayu
Ulin atau kayu Jati, untuk menghindarkan kerusakan oleh
kelembaban.
Palang berfungsi membagi bidang antara dua tiang atau kuda
penopang dalam bidang yang lebih kecil. Dengan demikian, palang
akan memperkuat dinding juga. Melihat tinggi dinding maka
digunakan 2 sampai 3 palang. Palang disambungkan pada tiang dan
kuda penopang dengan pen biasa. Palang pintu bagian atas dan
palang jendela disambungkan dengan pen bergigi tunggal. Kedua
macam palang ini berukuran seperti tiang palang antara biasanya
2
cm lebih rendah.
3. Dinding Kayu Batang
Tegak
Tinggi konstruksi tiang menentukan tinggi dinding. Tiang
berdiri tegak lurus antara bantalan dan gording dinding. Tiang
biasanya berpenampang bujur sangkar. Kalau penampang ini tidak
sesuai pada suatu titik, maka dapat digunakan tiang ganda yang
ditanam disambung dengan baut. Biasanya ini hanya terjadi pada
gedung-gedung dengan beberapa tingkat, dimana tiang ganda ini
berlajur terus sampai semua tingkat. Di atas dan di bawah tiang
biasanya diberi pen, yang dalam bantalan sedikitnya 4 cm, dan
pada
gording dinding sedikitnya 6 cm panjangnya, yaitu ½ tingginya.
4. Dinding Kayu Batang
Miring
Kuda penopang membagi segiempat bidang dinding yang
goyah dalam bidang segitiga yang mantap. Menjaga agar dinding
tidak bergerak oleh benturan atau tekanan angin. Antara tiang
dan
kuda penopang, dalarn bantalan dan gording dinding harus tersisa
8
sampai 12 cm kayu muka, untuk menghindarkan pergeseran.
Penampang kuda penopang sedikitnya harus sarna dengan tiang.
Sering juga digunakan yang 2 cm lebih lebar. Sambungan atas dan
bawah dengan pen atau gigi tunggal menurut detail l sampai n,
gambar XII-6.
5. Dinding Kayu Rangka
Terusan (Lajur)
Konstruksi rangka terusan pada umumnya bagian luar dan
dalam dilapisi dengan papan. Tiang-tiang menembus melalui semua
tingkat bangunan. Oleh karena itu penyusutannya sedikit dan pada
dasarnya hanya tergantung dari bagian-bagian konstruksi yang
melintang. Maka bagian ini harus memenuhi syarat-syarat teknis.
Konstruksi rangka terusan pada umumnya dibuat dari papan.
Sambungan-sambungan seperti pen, gigi tunggal dan sebagainya
tidak
digunakan disini, sebab semua sambungan dipaku. Untuk tiap-tiap
sambungan diperlukan paling sedikit empat paku. Jarak dari
tiap-tiap
tiang pada umumnya kira-kira 60 cm.
Kestabilan pada arah horisontal diperoleh dari papan kuda-kuda
penopang atau dari lapisan papan-papan yang dipaku dan dipasang
diagonal. Kekuatan papan untuk rangka dinding yang bisa
digunakan
adalah: 5/10, 5/12, 6/12. Berbeda dengan pada konstruksi
tersusun,
maka pada konstruksi rangka terusan (lajur) biasanya dipasangkan
dinding papan atau susunan sirap. Beberapa cara pemasangan papan
dinding yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan papan
dinding vertikal
Pemasangan papan dinding dengan lis pelindung (lis tempel):
Papan dipaku di tengah saja setiap 60 - 90 cm. Tebal papan 20 mm
dan
tidak boleh lebih dari 16 cm lebarnya. Lis tempel berukuran
45/45 mm
dengan sisi miring disekrup dengan sekrup ukuran minimum 2 1/2" pada
jarak sejauh jarak papan. Pemasangan semacam ini memungkinkan
papan menyusut dan mengembang tanpa mengakibatkan timbulnya
pecahan.
Pemasangan papan bersponing dengan sela konis juga menggunakan
sekrup untuk menghindarkan melengkungnya papan. Arah datangnya
angin dan hujan harus diperhatikan, sehingga bisa dihindarkan
air
masuk melalui celah sambungan vertical
b. Pemasangan papan
dinding horisontal
Papan dinding horisontal menggunakan papan berukuran
maximum 20/160 mm. Seperti pada pemasangan papan kap, atau
pada pemasangan papan dengan sponing khusus, pemasangan
dilakukan dari papan ujung bawah. Setiap papan disekrup atau
dipaku di bagian bawahnya. Dengan rnenggunakan sekrup,
melengkungnya papan dapat dihindarkan. Sambungan papan-papan
dapat diatur
selang-seling. Lihat gambar XII-8.
c. Pemasangan dinding
sirap
Untuk bangunan kayu, maka dinding sirap merupakan penutup
dinding yang paling ideal, karena dapat disesuaikan rnenyusut
dan
mengembangnya pada bidang konstruksi dinding tanpa berakibat
tidak
baik. Keuntungan lainnya ialah bahwa dinding sirap memberi
perlindungan yang baik terhadap iklim dan tahan lama. Dinding
sirap
yang sudah terpasang
boleh dikatakan tidak membutuhkan perawatan.
Dinding sirap dipasangkan pada papan atau pada reng. Untuk
dinding biasa, yaitu dinding yang terlindung oleh atap,
pemasangan dua
lapis sudah memadai. Tetapi karena biasanya sirap yang digunakan
untuk menutup dinding dari kualitas dua atau tiga, karena
kualitas satu
dan dua sudah digunakan untuk atap, maka disarankan pemasangan
empat lapis. Sirap dipaku dengan paku berkepala datar ukuran
1". Sirap
yang dipotong lurus lebih baik daripada yang dipotong runcing.
Sirap
berujung runcing ini menyalurkan air melalui alur sambungan daun
sirap
yang di bawahnya. Dengan menggunakan sirap yang panjangnya 55 -
60
cm, diperoleh deretan sirap yang berjarak 14 cm. Pemakuan
deretan
sirap dilakukan dengan rnenggunakan benang yang direntangkan.
Untuk
bidang yang sempit dapat ditarik garis dengan pensil melalui
sebuah
mistar.
•
Konstruksi plafon kayu
Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
sebagai langit-langit bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat
dengan
maksud untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak
langsung
masuk ke dalam rumah setelah melewati atap. Namun demikian
dewasa
ini plafon tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau
dingin,
melainkan juga sebagai hiasan yang akan lebih mempercantik
interior
suatu bangunan. Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian
tertentu.
Namun sebagai variasi ada juga yang dibuat tidak selalu rata.
Variasi
tersebut dikenal sebagai plafond drop ceiling. Plafon dibuat lebih tinggi
dari yang lain.
Manfaat/kegunaan dari plafon antara lain sebagai berikut :
a. Supaya ruangan di bawah atap selalu tampak bersih, dan tidak
tampak kayu dari
rangka-atapnya.
b. Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui
celah-celah genteng.
c. Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu
terlindung.
d. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang
atap.
2. Rangka Plafon
Untuk pemasangan plafon diperlukan konstruksi khusus untuk
menggantungkannya yang dikenal dengan nama rangka plafon. Bahan
rangka plafon yang umum digunakan adalah kayu, meskipun dewasa
ini
dikenal juga rangka plafon dari bahan besi hollow (besi berbentuk kotak).
Bahan ini tahan terhadap rayap dan api yang membuat plafon
bertahan
lama dibanding
menggunakan kayu.
a. Ukuran Batang
Rangka Plafon
Ukuran batang rangka plafon ditentukan dari jarak bentang dari
ruangan, jenis bahan yang digunakan, dan panjang-pendeknya
batang
gantung. Ukuran-ukuran batang yang biasa dipakai seperti
tercantum
pada daftar berikut.
Ukuran-ukuran batang kayu tersebut berdasarkan pengalaman
empiris dan yang biasa digunakan. Ukuran tersebut dapat saja
berubah
sesuai dengan hasil
hitungan berdasarkan kekuatan kayu.
Rangka langit-Iangit untuk kuda-kuda biasa dibuat dari kayu
ukuran 4/6 atau 5/7, dilengkapi dengari klos dari reng 2/3 cm
yang
dipasang berselang-seling. Pada kuda-kuda papan untuk rangka
langit-
Iangit cukup dengan
menggunakan kayu reng berukuran ¾ cm.
b. Ketentuan
Pemasangan
Batang-batang dipasang rata dengan bagian bawah balok-ikat
kuda-kuda. Jika jarak antar dinding yang mendukung kuda-kuda
dalam
ruangan kurang dari jarak antara kuda-kuda, maka batang-batang
gantung plafon induk dipasang tegak lurus arah dinding dan masuk
dalam pasangan dinding. Namun, jika jarak antara kuda-kuda
kurang
dari jarak antar dinding yang mendukung kuda-kuda, maka
batangbatang
gantung plafon induk dipasang tegak lurus pada balok ikat dari
kuda-kuda.
Pada prinsipnya pemasangan batang penggantung plafon adalah
sama, tetapi jaraknya tidak sama tergantung dari bahan plafon
yang
igunakan. Pada bangunan perumahan dalam pemasangan plafond,
ketentuan untuk tinggi ruang/kamar minimal sekurang-kurangnya
2,40 m
kecuali kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari
luas
ruang mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya
pada
titik terendah tidak kurang dari 1,75 m. Pada ruang cuci dan
kamar
mandi diperbolehkan sampai sekurang-kurangnya 2,10 m.
3. Penutup Plafon
Bahan plafon sangat banyak ragamnya, dari kayu, multiplek,
lembar semen asbes, hardbord, softboard, acoustic tile, particle
board,
aluminimum, sampai gipsum.
Pilihan yang paling murah dan baik adalah papan gipsum, karena
perawatannya mudah. Berikut merupakan beberapa keuntungan bila
memilih papan gipsum;
a. Harga jadi untuk 1 m2 terpasang lebih murah dibandingkan
dengan
memakai triplek.
b. Bahannya rata, pertemuan antar papan tidak terdapat celah.
c. Bila terjadi kerusakan pada bagian tertentu, tidak diperlukan
pembongkaran total, cukup bagian rusak saja yang dipotong. Lalu,
potong papan gypsum yang baru, kemudian tempelkan pada
potongan yang rusak tadi dengan menggunakan semen compound
(semen pengikat bahan gipsum), pegang sebentar lalu dilepas.
d. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lisplafon. Bahan terbuat
dari
gipsum dengan panjang 2,5 meter. Cara pemasangannya pun
menggunakan semen compound.
e. Untuk finishing plafon,
cat yang dipakai adalah cat tembok.
4. Plafon Dengan
Isolasi
Tujuan utama dari plafon ini adalah untuk penyekat yang kedap
suara dan tidak mudah menghantarkan panas. Sehingga ruangan
dapat
terlindungi dari pengaruh suhu udara dari luar dan suara yang
mengganggu tidak dapat masuk secara langsung ke dalam ruangan.
Pemasangan plafon dengan isolasi membutuhkan bahan yang lebih
banyak dan ketelitian yang lebih baik.
Untuk menambah isolasi suara, plat gips atau potongan kayu
keras dapat dipasang pada papan batang yang besarnya tidak
kurang
dari 20x50 mm, papan batang ini digantungkan ke balok dengan
memakai sengkang. Dengan suatu lapisan antara dari wol mineral,
sengkang dipasang pada balok dan pemasangan lebih baik dilakukan
pada setiap balok kedua
Plat rangkap dari karton gips juga dapat dipasang dan suatu
lapisan plat wol mineral dengan ketebalan 45 mm dan tak
terbungkus,
dapat diletakkan pada papan batang.
Potongan kayu keras, seperti halnya plat tersebut, harus
dipasang
pada papan batang. Plat wol mineral dapat digunakan untuk
tambahan
isolasi. Plat gips yang dipasang terdiri dari suatu lapisan gips
- adukan
kapur, sedangkan plat papan dan potongan kayu keras dicat dua
lapis.
•
Pemasangan lantai kayu
Cara Memasang Lantai Kayu
Mengerjakan lantai
kayu Laminate flooring di atas lantai semen di rumah kita dapat kita lakukan
sendiri dengan mudah dan sederhana. Dengan kesabaran dan sedikit energi, anda
dapat mengerjakan sendiri untuk mendapatkan keindahan lantai di
ruangan yang anda miliki.
Untuk membantu anda
dalam mengerjakan laminate flooring di ruangan anda , berikut panduan yang
mungkin bisa anda gunakan.
Tahap Pertama : Pemeriksaan Kekuatan dan
kerataan Lantai Dasar.
Lantai ruangan yang
akan dipasangkan lantai kayu laminate flooring sebelumnya harus dichek kekuatan
dan kerataan lantainya. Lantai dasar yang terbuat dari semen harus dipastikan
tidak terdapat butiran atau bekas gundukan semen sehingga akan menyulitkan
pemasangan lantai laminate flooring. Jika terdapat lantai yang dianggap kurang
kuat segera dilakukan perbaikan.
Tahap Kedua : Penyesuaian Ruangan
Laminate floor sangat sensitif dengan kondisi suhu dan kelembaban yang mana dapat mempengaruhi papan lantai. Lantai kayu laminate floor harus dilakukan penyesuaian suhu dan kelembaban ruangan di dalam rumah setidaknya 48 jam sebelum instalasi. Penyesuaian suhu dan kelembaman dapat dilakukan dengan cara menempatkan laminate flooring secara datar di lantai ruangan yang akan dipasang. Sebelum diletakkan di lantai semua bungkusan plastik pada lembaran laminate floring terlebih dahulu harus dibuka. Lembaran ditempatkan setidaknya tidak saling bertindih, tapi setidaknya harus disediakan ruang kerja untuk memotong dan memasang .
Laminate floor sangat sensitif dengan kondisi suhu dan kelembaban yang mana dapat mempengaruhi papan lantai. Lantai kayu laminate floor harus dilakukan penyesuaian suhu dan kelembaban ruangan di dalam rumah setidaknya 48 jam sebelum instalasi. Penyesuaian suhu dan kelembaman dapat dilakukan dengan cara menempatkan laminate flooring secara datar di lantai ruangan yang akan dipasang. Sebelum diletakkan di lantai semua bungkusan plastik pada lembaran laminate floring terlebih dahulu harus dibuka. Lembaran ditempatkan setidaknya tidak saling bertindih, tapi setidaknya harus disediakan ruang kerja untuk memotong dan memasang .
Tahap Ketiga: Membersihkan permukaan lantai
dasar
Lantai dasar harus
dibersihkan dari segala kotoran dan jenis minyak dari permukaan lantai
dasar. Sebelum pemasangan harus dipastikan dalam keadaan kering.
Tahap Keempat: Pemasangan Lembaran
Penghalang Uap
Sebelum memasangkan
lembaran kayu laminate flooring , latai terlebih dahulu harus ditutupi dengan
lembaran yang dapat mengahalangi penguapan langsung dari lantai ke kayu. Untuk
itu terlebih dahulu lantai dasar ditutupi dengan lembaran sejenis aluminium
foil atau sejenis lembaran plastik lainnya. Lembaran ini harus saling menutupi
supaya penguapan benar benar tidak bisa langsung terhubung ke kayu laminate
flooring.
Tahap Kelima : Setting
elevasi atas permukaan kayu di bawah pintu
Untuk ruangan yang
mempunyai pintu , terlebih dahulu harus ditentukan setting elevasi
permukaan atas dari laminate flooring yang akan dipasangkan. Elevasi atas harus
benar benar disetting sebaik mungkin supaya pintu dapat bergerak bebas waktu
dibuka dan ditutup dan juga tidak mempunyai celah yang cukup besar ke lantai
kayu yang sudah terpasang. Ikuti elevasi yang di setting ini ke seluruh ruangan
yang ada, dan lakukan pembuatan benang panduan untuk elevasi ketinggian
permukaan seluruh ruangan.
Tahap Keenam : Pemasangan Lembaran
Pertama
Untuk tampilan
terbaik, letakkan lembaran papan laminate flooring sejajar
dengan dinding terpanjang.Pasang lembaran pertama dengan alur ke arah
dinding. Letakkan lembaran dengan jarak kira kira 1 cm dari dinding
dan kemudian dorong papan ke arah dinding. Ruang ini ditujukan untuk
mendapatkan space penggeseran lembaran berikutnya jika kondisi dinding yang
tidak segaris sehingga pada ujung berikutnya masih mudah menggeser untuk
mendapatkan kerataan terhadap dinding. Anda dapat mengatur spaser (jarak pandu)
pada jarak lembaran berikutnya .
Tahap Ke Tujuh: Pemasangan Lembaran
Berikutnya
Untuk pemasangan lembaran berikutnya anda sebelumnay sudah mempersiapkan lidah sambungan terhadap lembaran berikutnya. Hal ini ditujukan supaya lembaran papan laminate flooring tidak terlalu mudah bergeser. Dan hal ini dipercaya membuat ikatan anntar lembaran akan semakin kuat. Lakukan pembuatan lidah yang tidak terlalu sulit untuk penyambungan berikutnya. Juga pembuatan lidah sambungan akan membuat sambungan tidak terlalu monoton sehingga lantai akan kelihatan lebih indah.
Untuk pemasangan lembaran berikutnya anda sebelumnay sudah mempersiapkan lidah sambungan terhadap lembaran berikutnya. Hal ini ditujukan supaya lembaran papan laminate flooring tidak terlalu mudah bergeser. Dan hal ini dipercaya membuat ikatan anntar lembaran akan semakin kuat. Lakukan pembuatan lidah yang tidak terlalu sulit untuk penyambungan berikutnya. Juga pembuatan lidah sambungan akan membuat sambungan tidak terlalu monoton sehingga lantai akan kelihatan lebih indah.
Tahap Ke Delapan : Pemasangan Lembaran
Terakhir
Pemasangan lembaran terakhir tentu akan terpengaruh dari sambungan lidah dari lembarabn lembaran sebelumnya. Pastikan anda mengikuti ukuran yang tepat pada sisa ruang terakhir, supaya tidak ada terdapat celah antar sambungan lembaran laminate flooring.
Pemasangan lembaran terakhir tentu akan terpengaruh dari sambungan lidah dari lembarabn lembaran sebelumnya. Pastikan anda mengikuti ukuran yang tepat pada sisa ruang terakhir, supaya tidak ada terdapat celah antar sambungan lembaran laminate flooring.
Tahap Ke Sembilan : Pemasangan Lembaran
Pengunci
Pemasangan lembaran
pengunci dilakukan untuk tepi luar dari lembaran
sehingga membuat lantai lebih rapih
•
Pemasangan pintu dan
jendela
Persyaratan
Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi :
Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi :
•
Bekerja dengan aman
•
Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka
harus dipilih dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembang/susut
(muai, melengkung)
•
Tidak ada celah/ cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca
(suhu, udara) masuk ke dalam ruangan.
•
Kuat
•
Minimal ada 1(satu) buah jendela dalam sebuah ruangan.
Pemasangan Kusen
1. Pemasangan Kusen Pintu
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut dalam manajemen proyek;
•
Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
•
Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap
as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
•
Pasang angker pada kusen secukupnya.
•
Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu
yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank.
•
Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
•
Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
•
Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
•
Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
•
Bersihkan tempat sekelilingnya.
2. Pemasangan Kusen Jendela
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut dalam manajemen proyek;
•
Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
•
Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as
bouwplank.
•
Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela
.
•
Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
•
Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
•
Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan
pertolongan unting-unting.
•
Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
•
Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada
keadaan yang benar.
•
Bersihkan tempat sekelilingnya.
1. Memasang Daun Pintu
Pintu
terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati
di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan
engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan.
Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser di
depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun
pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada
bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai dalam manajemen
proyek.
Ukuran Daun Pintu
Jumlah
daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun
pintu diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran yang lazim
dipakai untuk pintu adalah sebagai berikut dalam manajemen proyek:
•
Tinggi : 2,00-2,10 meter,
•
Lebar : 0,70-0,90 meter (tunggal), 0,60-0,80 meter (ganda)
•
Tebal : 0,30-0,40 meter.
Cara Pemasangan
•
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
•
Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
•
Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu
tinggi).
•
Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah
tinggi.
•
Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada
tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan
dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian
tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
•
Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai
baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
•
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
•
Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun
pintu pada kusen pintunya.
•
Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
•
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan
cara melepaskan pen.
•
Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan
baik, rata dan lurus dengan kusen.
2. Memasang Daun Jendela
Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar horizontal (ke kiri danke kanan) atau berputar vertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan tujuan untuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen jendela dalam manajemen proyek.
Ukuran Daun Jendela
Jumlah
daun jendela ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun
jendela diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran yang lazim
dipakai untuk pintu adalah sebagai berikut:
•
Tinggi : 0,80-1,70 meter (menyesuaikan dengan fungsi dan
kondisi bangunan)
•
Lebar : 0,60-0,80 meter
•
Tebal : 0,30-0,40 meter.
Cara Pemasangan
•
Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
•
Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
•
Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan
terlalu tinggi).
•
Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai
masuk dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah
tinggi.
•
Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada
tiang daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm
dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian
ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran
vertikal).
•
Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai
baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
•
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen
•
Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun
jendela pada kusen jendelanya.
•
Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
•
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan
cara melepaskan pen.
•
Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup
dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.
3. Pemasangan Kaca
Pekerjaan
ini tidak semudah yang dilihat atau dibayangkan. Dengan sifat kaca yang sangat
mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam penanganannya, sebaiknya
perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada daun
pintu/jendela. Konstruksi pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat
dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material
rangka daun pintu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila kaca dengan
tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang
yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil
dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk
menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat
digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur
takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di
sekeliling rangka kayu dalam manajemen proyek.
•
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada
bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas
daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
•
Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
•
Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar
karton atau kain untuk memegang kaca.
•
Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat
sisi daun pintu/jendela.
•
Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan
martil.
•
Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang
sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar